PENERBIT STIPAR ENDE
JUDUL BUKU BARU
MODEL PEMBELAJARAN INTERRELIGIUS KONTEKSTUAL :
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA
PENULIS :
Ignasius Suswakara, Rusijono, Alim Sumarno
JUMLAH HALAMAN :
186
ISBN (DALAM PROSES)
HARGA : Rp. 45.000

SINOPSIS
Buku ini berisi penjelasan lengkap tentang Model Interreligius Kontekstual untuk meningkatkan pemahaman dan sikap toleransi beragama. Dalam konteks penguatan toleransi beragama di Indonesia, Model IRCL ini dapat menjadi alternatif model dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman dan sikap toleransi. Model IRCL dikembangkan sesuai masalah belajar dan urgensi bagaimana memodifikasi pembelajaran di ruang kuliah yang homogen untuk menjadikan peserta didik atau mahasiswa menjadi pribadi yang toleran. Didasari pada pendekatan interreligius dan model pembelajaran kontekstual, desain pengembangan model pada studi ini menggunakan model Dick dan Carey dengan sepuluh tahapan pengembangan model. Buku ini memberi informasi tentang rasionalitas model, landasan teori untuk mengembangkan model, komponen-komponen model, petunjuk pelaksanaan model dan penjelasan tentang perangkat-perangkat pembelajaran yang meliputi bahan ajar, Rencana Pembelajaran Semester (RPS), Satuan Acara Pembelajaran (SAP) dan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM). Semoga buku model ini dapat menjadi acuan dan sumber yang menginspirasi bagi pihak-pihak yang akan terlibat dalam pelaksanaan uji coba produk pengembangan model pembelajaran ini.
JUDUL BUKU BARU
KOMUNITAS KATEKIS SEBAGAI CENDIKIAWAN KATOLIK:
IDEALISME PENDIDIKAN DAN KIPRAHNYA MENUJU TRANSFORMASI SOSIAL
PENULIS :
Petrus Dori, Fransiskus Zaverius Maria Deidhae, Efraem Pea, Fransiskus Soda Betu, Kristoforus Kopong, Maria Yulita C. Age, Waldetrudis Mbewa, Yohanes Fransiskus Siku Jata, Yoh. Donbosko Bhodo, Frederikus Dhedhu, Catarina Florida Kumanireng, Ignasius Suswakara, Dominikus Doni Ola, Anselmus Dore Woho Atasoge
JUMLAH HALAMAN :
xx+ 222
ISBN (DALAM PROSES)
HARGA : Rp. 50.000

SINOPSIS
Menjadi seorang katekis merupakan panggilan dan perutusan yang tidak mudah. Untuk dapat menjalankan peran dan tanggung jawabnya secara bermartabat katekis dan komunitasnya perlu dibekali dengan sejumlah epistemologi yang berkaitan dengan peran dan tanggung jawabnya tersebut. Artikel-artikel yang termuat pada bagian pertama dalam bunga rampai ini merupakan hasil kajian para penulisnya dari perspektif keilmuannya masing-masing mencoba meletakkan epistemologi tersebut sebagai kiblat dasar bagi peran dan tanggung jawabnya sebagai agen transformasi sosial. Sementara itu, pada bagian kedua para penulis hendak menggagaskan bagaimana peran dan tanggung jawab itu dilaksanakan dalam pelbagai bidang kehidupan terutama bidang politik kebangsaan, lingkungan hidup, pastoral keluarga dan tatakelola keragaman agama.
Dengan itu, para katekis mesti harus bergerak dan berjuang untuk menghidupkan dan menjelaskan imannya dengan keintelektualannya dan dengan kecendikiaannya. Mereka tidak menggendong kepercayaannya secara buta untuk memasuki realitas Yang Ilahi dan realitas Yang Insani. Mereka tidak memandang imannya dan realitas sosialnya sebagai sesuatu yang kontradiktif, aneh, tak masuk akal. Perjuangan itu tidak semata bertumpu pada kapasitas intelek dan kecendikiaannya. Sambil berjuang, mereka mesti tetap terbuka terhadap potensi rahmat yang oleh Thomas Aquinas dipandang selalu memerlukan “kodrat”. Rahmat itulah yang menggerakan dan melengkapi serta mengangkat kapasitas intelek dan kecendikiaannya ke tingkat yang mulia.
Bunga rampai ini merupakan sebuah sumbangan penting bagi transformasi diri para katekis bagi transformasi sosial. Sebab, transformasi sosial bermula dari transformasi diri dan komunitas. Untuk maksud ini, refleksi-refleksi seperti yang dapat dibaca di dalam buku ini menjadi sumber inspirasi yang amat penting. Komunitas katekis yang bertransformasi memiliki peran yang amat penting bagi Gereja. Pada posisi inilah, karya ini dapat menjadi kiblat bagi para katekis termasuk juga bagi kaum beriman kristiani dan para pembaca pada umumnya untuk terus menghadirkan roh pembaharuan di tengah dunia yang terus berubah ini.